Dilema dan Transformasi Raksasa NFT OpenSea

Dulu sebagai pemimpin dalam perdagangan NFT, OpenSea pada tahun 2021 menjadi salah satu platform paling diperhatikan di pasar kripto berkat pengalaman pengguna yang berkualitas dan efek jaringan yang kuat. Namun, seiring dengan munculnya pesaing lain, pangsa pasar OpenSea terus menurun. Dalam konteks penurunan keseluruhan industri NFT, OpenSea memulai serangkaian langkah transformasi, berusaha untuk berkembang dari platform perdagangan NFT tunggal menjadi pintu masuk penting untuk perdagangan multi-aset di on-chain.

Perubahan dari bursa NFT ke platform aset on-chain

Jalan transformasi OpenSea dimulai pada awal tahun ini. Pada bulan Februari 2025, platform ini pertama kali mengumumkan akan menerbitkan token asli SEA, dan secara bersamaan meluncurkan sistem tugas interaktif Voyages. Pengguna dapat memperoleh poin dengan menyelesaikan tugas di blockchain, dan poin ini akan digunakan sebagai dasar kelayakan untuk airdrop di masa depan. Langkah ini dianggap sebagai respons terhadap model "perdagangan adalah penambangan" dari platform lain, yang bertujuan untuk menarik kembali trader yang hilang.

Pada akhir Mei, OpenSea mengumumkan bahwa platform OS2 versi baru secara resmi keluar dari tahap pengujian, mendukung perdagangan token dari 19 blockchain publik utama termasuk Ethereum, Solana, dan Polygon. Sistem perdagangan baru mengintegrasikan NFT dan token kripto, menekankan pada "kombinabilitas" dan karakteristik "natif di blockchain", serta lebih lanjut mengoptimalkan pengalaman di perangkat seluler.

Pada 8 Juli, OpenSea kembali mengumumkan akuisisi proyek dompet Web3 Rally. Rally mengedepankan dompet mandiri berbasis seluler, menggabungkan fungsi sosial dan dukungan multi-aset. Dalam akuisisi ini, dua pendiri bersama Rally bergabung dengan tim manajemen inti OpenSea sebagai CTO dan Chief of Staff. OpenSea menyatakan bahwa akuisisi ini akan mempercepat strategi "berbasis seluler" mereka dan mengurangi hambatan masuk pengguna melalui sistem dompet asli, serta meningkatkan kemampuan siklus transaksi on-chain platform.

Pasar NFT terus lesu, OpenSea menghadapi tantangan berat

Meskipun langkah transformasi berjalan cepat, fundamental OpenSea masih belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Data menunjukkan bahwa hingga Juni 2025, volume transaksi NFT bulanan OpenSea telah turun menjadi sekitar 120 juta USD, jauh di bawah puncaknya yang lebih dari 4 miliar USD pada awal 2022.

Sebagai perbandingan, platform lain mendominasi pasar trader frekuensi tinggi dalam jangka panjang dengan insentif likuiditas dan token asli, atau mempertahankan posisi terdepan di dalam ekosistem tertentu.

Yang lebih patut diperhatikan adalah, meskipun OpenSea telah meluncurkan sistem tugas Voyages, namun tidak ada peningkatan yang signifikan dalam pemulangan pengguna. Banyak pengguna telah menunjukkan kelelahan terhadap model "poin tugas + harapan airdrop", antusiasme komunitas tidak menunjukkan pemulihan, dan peningkatan aktivitas interaksi di blockchain terbatas.

Hingga saat ini, token SEA belum mengumumkan waktu peluncuran yang spesifik, mekanisme distribusi, atau model ekonomi, dengan transparansi yang terbatas, menyebabkan kurangnya kepercayaan pasar.

Penentuan Merek dan Migrasi Pengguna: Tantangan yang Lebih Dalam

Selain masalah likuiditas, OpenSea juga menghadapi tantangan yang lebih mendalam terkait merek dan struktur pengguna.

Terdapat perbedaan signifikan antara kolektor NFT dan trader DeFi. Yang pertama lebih fokus pada seni, kelangkaan, dan nilai koleksi, serta lebih menyukai perdagangan frekuensi rendah; sementara yang kedua menekankan likuiditas, kedalaman, dan efisiensi, dengan frekuensi perdagangan yang tinggi, serta memiliki tuntutan yang lebih ketat terhadap pengalaman pengguna dan respons teknologi.

OpenSea sebelumnya dikenal dengan posisi pasar seni, namun tidak berhasil membangun keunggulan kompetitif dalam pengalaman perdagangan dan produk yang profesional. Jika transformasi kali ini tidak cepat membangun kesadaran merek yang ditujukan kepada pengguna DeFi, mereka mungkin akan menghadapi dilema "membuat produk tetapi tidak ada yang menggunakannya."

Selain itu, pasar dompet telah diduduki oleh beberapa merek kuat. Meskipun Rally telah melakukan inovasi dalam sosial dan mobile, namun basis pengguna dan kematangan produknya masih terbatas. Apakah OpenSea dapat membangun produk dompet yang memiliki efek skala melalui akuisisi ini dalam waktu dekat, masih harus dilihat.

Transformasi atau mungkin kesempatan terakhir

Transformasi OpenSea ini adalah upaya untuk menyelamatkan diri sekaligus merupakan sebuah taruhan besar.

Itu sedang berusaha untuk merombak daya saing melalui tiga strategi besar: membangun ekosistem OS2 untuk menghubungkan batas antara NFT dan DeFi, meluncurkan token SEA untuk mengaktifkan likuiditas, serta memperluas pasar mobile melalui kerja sama dengan Rally.

Pilihan-pilihan ini secara strategis adalah masuk akal. Namun, dalam hal ritme eksekusi, mobilisasi komunitas, dan peluncuran produk, OpenSea tidak memiliki keunggulan yang jelas. Kapan token SEA akan diluncurkan dan apakah terdapat model insentif yang jelas akan menjadi variabel kunci dalam beberapa bulan ke depan. Jika airdrop tidak segera diluncurkan dan tingkat aktivitas pengguna di platform terus menurun, OpenSea mungkin menghadapi risiko marginalisasi yang nyata.

Di dunia kripto, beberapa bulan bisa berarti perubahan era. Jendela transformasi OpenSea mungkin memang tidak banyak lagi, apakah transformasi ini dapat membuat mantan raksasa NFT ini berlayar kembali, layak untuk kita perhatikan terus.