Belakangan ini, pendiri Telegram Pavel Durov ditangkap oleh pihak berwenang Prancis di Bandara Le Bourget, Paris. Diketahui bahwa operasi ini terkait dengan serangkaian tindakan ilegal yang mungkin melibatkan aplikasi pesan instan yang didirikan oleh Durov. Lingkup penyelidikan mencakup beberapa tuduhan serius, termasuk penipuan, perdagangan narkoba, kegiatan kejahatan terorganisir, penyebaran informasi terorisme, serta perundungan siber.
Menurut hukum Prancis yang berlaku, Durov mungkin menghadapi masa penahanan hingga 96 jam. Setelah periode ini berakhir, otoritas peradilan akan memutuskan apakah akan membebaskan atau secara resmi mengajukan tuduhan. Menanggapi situasi ini, pihak platform pesan instan segera memberikan respons, menyatakan bahwa operasi bisnisnya sepenuhnya mematuhi persyaratan regulasi Uni Eropa. Pada saat yang sama, perusahaan menekankan bahwa Durov pribadi "jujur dan terbuka", dan menyampaikan harapan untuk segera menyelesaikan masalah ini.
Peristiwa ini memicu diskusi luas tentang batas tanggung jawab platform media sosial. Bagaimana melindungi privasi pengguna dan kebebasan berbicara sambil secara efektif mencegah platform digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, menjadi tantangan yang dihadapi bersama oleh industri dan regulator. Seiring dengan perkembangan penyelidikan, arah akhir kasus ini mungkin akan berdampak mendalam pada tata kelola internet global.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
9 Suka
Hadiah
9
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SybilAttackVictim
· 19jam yang lalu
Selesai, selesai, kembalikan dm saya
Lihat AsliBalas0
OnChainDetective
· 19jam yang lalu
Masa penahanan 96 jam sejalan dengan hukum 48+48. Di balik ini ada kerja sama lembaga.
Lihat AsliBalas0
SchrodingerAirdrop
· 19jam yang lalu
Kembali ditangkap dalam penegakan hukum yang menipu, ya?
Pendiri Telegram, Pavel Durov, ditangkap di bandara, kemungkinan terlibat dalam beberapa tuduhan pelanggaran hukum.
Belakangan ini, pendiri Telegram Pavel Durov ditangkap oleh pihak berwenang Prancis di Bandara Le Bourget, Paris. Diketahui bahwa operasi ini terkait dengan serangkaian tindakan ilegal yang mungkin melibatkan aplikasi pesan instan yang didirikan oleh Durov. Lingkup penyelidikan mencakup beberapa tuduhan serius, termasuk penipuan, perdagangan narkoba, kegiatan kejahatan terorganisir, penyebaran informasi terorisme, serta perundungan siber.
Menurut hukum Prancis yang berlaku, Durov mungkin menghadapi masa penahanan hingga 96 jam. Setelah periode ini berakhir, otoritas peradilan akan memutuskan apakah akan membebaskan atau secara resmi mengajukan tuduhan. Menanggapi situasi ini, pihak platform pesan instan segera memberikan respons, menyatakan bahwa operasi bisnisnya sepenuhnya mematuhi persyaratan regulasi Uni Eropa. Pada saat yang sama, perusahaan menekankan bahwa Durov pribadi "jujur dan terbuka", dan menyampaikan harapan untuk segera menyelesaikan masalah ini.
Peristiwa ini memicu diskusi luas tentang batas tanggung jawab platform media sosial. Bagaimana melindungi privasi pengguna dan kebebasan berbicara sambil secara efektif mencegah platform digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, menjadi tantangan yang dihadapi bersama oleh industri dan regulator. Seiring dengan perkembangan penyelidikan, arah akhir kasus ini mungkin akan berdampak mendalam pada tata kelola internet global.