Pendiri Telegram Pavel Durov baru-baru ini mengumumkan bahwa platform akan mengungkap alamat IP dan nomor telepon pengguna yang melanggar ketentuan layanan kepada lembaga terkait atas permintaan yang sah. Keputusan ini berasal dari penangkapan Durov oleh polisi Prancis karena Telegram diduga memungkinkan kegiatan kriminal, meskipun ia telah dibebaskan dengan jaminan namun masih dalam pengawasan hukum.
Sebagai platform komunikasi yang terkenal dengan perlindungan privasi yang kuat, langkah Telegram ini menandai penyesuaian penting yang dilakukan di bawah tekanan regulasi global. Platform ini sedang berusaha mencari keseimbangan antara privasi pengguna dan Kepatuhan.
Telegram dengan basis pengguna yang besar dan antarmuka API terbuka, telah menjadi wadah penting untuk aplikasi Web3. Platform ini tidak hanya mendukung token untuk kegiatan perdagangan, tetapi juga mengintegrasikan ekosistem aplikasi dari berbagai bidang seperti keuangan terdesentralisasi, nama domain, dan permainan. Kombinasi ini memberikan pengalaman inovatif bagi pengguna, sekaligus membawa pertumbuhan pengguna yang signifikan bagi kedua belah pihak.
Namun, beberapa fitur Telegram juga disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Fitur seperti enkripsi end-to-end dan pengaturan privasi kustom, meskipun dimaksudkan untuk melindungi pengguna, justru digunakan untuk menutupi tindakan ilegal. Fitur pencarian yang kuat di platform ini juga digunakan untuk mempromosikan barang dan layanan ilegal.
Menghadapi tantangan ini, Telegram sedang mengambil berbagai langkah. Selain memperbarui kebijakan privasi, platform ini juga membentuk tim khusus yang memanfaatkan teknologi AI untuk membatasi aksesibilitas konten ilegal. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memberantas tindakan ilegal, sekaligus melindungi hak-hak pengguna yang sah.
Peran cryptocurrency dalam kegiatan ilegal juga memicu perhatian. Penggunaan luas aset kripto seperti stablecoin mengharuskan perusahaan untuk menerapkan mekanisme KYT yang lebih ketat guna memenuhi persyaratan regulasi dan mengendalikan risiko.
Penyesuaian kebijakan Telegram ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh platform digital dalam konteks globalisasi. Bagaimana menemukan titik keseimbangan antara melindungi privasi pengguna dan mematuhi hukum dan peraturan akan menjadi isu yang terus perlu dieksplorasi oleh Telegram dan platform serupa.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
9 Suka
Hadiah
9
3
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
gas_fee_therapy
· 21jam yang lalu
Hmm baiklah tidak aman lagi
Lihat AsliBalas0
ApeWithAPlan
· 21jam yang lalu
Sudah hampir Rug Pull, kan?
Lihat AsliBalas0
CryptoCross-TalkClub
· 21jam yang lalu
Aduh, pejuang privasi juga sudah pernah dipermainkan oleh orang-orang yang memainkan para pemula.
Telegram mengubah kebijakan privasinya: langkah untuk keseimbangan antara kepatuhan dan perlindungan pengguna
Telegram Kepatuhan baru: Penyesuaian kebijakan privasi memicu ikuti
Pendiri Telegram Pavel Durov baru-baru ini mengumumkan bahwa platform akan mengungkap alamat IP dan nomor telepon pengguna yang melanggar ketentuan layanan kepada lembaga terkait atas permintaan yang sah. Keputusan ini berasal dari penangkapan Durov oleh polisi Prancis karena Telegram diduga memungkinkan kegiatan kriminal, meskipun ia telah dibebaskan dengan jaminan namun masih dalam pengawasan hukum.
Sebagai platform komunikasi yang terkenal dengan perlindungan privasi yang kuat, langkah Telegram ini menandai penyesuaian penting yang dilakukan di bawah tekanan regulasi global. Platform ini sedang berusaha mencari keseimbangan antara privasi pengguna dan Kepatuhan.
Telegram dengan basis pengguna yang besar dan antarmuka API terbuka, telah menjadi wadah penting untuk aplikasi Web3. Platform ini tidak hanya mendukung token untuk kegiatan perdagangan, tetapi juga mengintegrasikan ekosistem aplikasi dari berbagai bidang seperti keuangan terdesentralisasi, nama domain, dan permainan. Kombinasi ini memberikan pengalaman inovatif bagi pengguna, sekaligus membawa pertumbuhan pengguna yang signifikan bagi kedua belah pihak.
Namun, beberapa fitur Telegram juga disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Fitur seperti enkripsi end-to-end dan pengaturan privasi kustom, meskipun dimaksudkan untuk melindungi pengguna, justru digunakan untuk menutupi tindakan ilegal. Fitur pencarian yang kuat di platform ini juga digunakan untuk mempromosikan barang dan layanan ilegal.
Menghadapi tantangan ini, Telegram sedang mengambil berbagai langkah. Selain memperbarui kebijakan privasi, platform ini juga membentuk tim khusus yang memanfaatkan teknologi AI untuk membatasi aksesibilitas konten ilegal. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memberantas tindakan ilegal, sekaligus melindungi hak-hak pengguna yang sah.
Peran cryptocurrency dalam kegiatan ilegal juga memicu perhatian. Penggunaan luas aset kripto seperti stablecoin mengharuskan perusahaan untuk menerapkan mekanisme KYT yang lebih ketat guna memenuhi persyaratan regulasi dan mengendalikan risiko.
Penyesuaian kebijakan Telegram ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh platform digital dalam konteks globalisasi. Bagaimana menemukan titik keseimbangan antara melindungi privasi pengguna dan mematuhi hukum dan peraturan akan menjadi isu yang terus perlu dieksplorasi oleh Telegram dan platform serupa.